-

Wednesday, January 20, 2016

Hujan sebagai Rahmat,Rizki, dan Pertolongan

Hujan adalah salah satu anugrah agung dari Allah SWT yang diberikan kepada makhluk-Nya di bumi, terutama bagi manusia.
Hujan tidak hanya memberikan curahan air segar, tapi juga menjadi sebab terbukanya pintu rezeki, menyuburkan tanah yang gersang, dan membantu memperbaiki kualitas udara bagi manusia.

Karena itu, dalam Alquran, hujan sering disebutkan dengan kata rahmat (kasih sayang), rizqan (rezeki), dan ghaits (pertolongan).

Allah SWT berfirman, “Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan), dan Kami turunkan air dari langit yang amat bersih agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak.” (QS Al-Furqan [25]: 48-49).

Di tengah meluasnya bencana asap dan kekeringan yang melanda wilayah Indonesia saat ini, kita benar-benar sedang membutuhkan curahan air hujan. Allah SWT dan Rasul-Nya telah mengajarkan beberapa langkah yang hend aknya kita lakukan untuk “memancing” turunnya hujan.

Pertama, memperbanyak istighfar. Istighfar berarti mohon ampun kepada Allah SWT dengan mengakui dosa-dosa yang kita lakukan. Istighfar sebagai salah satu cara untuk memancing turunnya hujan pernah diajarkan oleh Nabi Nuh AS ketika berdakwah kepada kaumnya.
Allah SWT berfirman dalam Alquran surat Nuh (71) ayat 10-11 yang artinya, “Maka, aku (Nuh) katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat.”

Kedua, istiqamah di jalan Allah SWT. Selain beristighfar, cara lain untuk memancing datangnya hujan adalah dengan istiqamah, yaitu konsisten melakukan kebaikan dan konsisten menjauhi larangan.

Allah SWT berfirman, “Dan bahwasanya jikalau mereka tetap istiqamah (berjalan lurus) di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air (hujan) yang segar.” (QS Al-Jin [72]: 16).

Ketiga, memperbanyak doa. Doa adalah senjata utama kaum Muslimin. Ketika berbagai usaha telah kita lakukan maka doa adalah pelengkapnya.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa suatu hari ada orang datang kepada Rasulullah SAW mengadukan musnahny a harta benda dan terputusnya pintu rezekinya karena hujan yang tak kunjung turun.

Rasulullah SAW kemudian berdoa, “Ya Allah turunkanlah kepada kami hujan, Ya Allah turunkanlah kepada kami hujan, Ya Allah turunkanlah kepada kami hujan.” Tak lama setelah itu, tiba-tiba dari balik gunung muncul mendung bagaikan perisai, lalu menyebar dan menurunkan hujan hingga seminggu berikutnya. (HR Bukhari Muslim).

Keempat, shalat Istisqa. Shalat Istisqa adalah shalat dua rakaat yang diniatkan untuk meminta hujan kepada Allah SWT. Selain berdoa, Rasulullah SAW juga pernah mencontohkan shalat Istisqa ketika hujan tak kunjung datang.

Sahabat Abdullah bin Zaid pernah berkisah, “Rasulullah SAW pernah keluar rumah meminta hujan, lalu beliau shalat dua rakaat, di mana beliau mengeraskan bacaan pada kedua rakaatnya.” (HR An-Nasai). Wallahu A'lam.

Oleh: Jauhar Ridloni Marzuq
sumber : www.republika.co.id

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

-

Post a Comment