-

Thursday, July 26, 2012

Ingat Allah

SAHABAT Rasulullah Umair bin Habib Al-Khatmi ra. biasa berkata, "Iman itu bertambah dan berkurang." Seseorang lalu bertanya, "Apa saja yang menambah dan mengurangi iman?" Jawabannya, "Bila kita mengingat Allah, berdoa pada-Nya, dan mengakui kesempurnaan-Nya, hal itulah yang menambahnya. Bila kita tidak peduli, menyia-nyiakan dan melupakan iman, maka hal itulah membuat iman kita berkurang".

Sementara imam ahlusunnah, Imam Ahmad bin Hanbal saat ditanya tentang apakah iman bertambah dan berkurang, mengatakan, "Iman bisa bertambah sampai mencapai bagian tertinggi dari surga ketujuh. Dan iman juga menurun sampai mencapai bagian terendah dari lorong-lorong tambang di perut bumi."

Kedua riwayat ini dan masih banyak riwayat lainnya menginformasikan kepada kita bahwa iman adakalanya meningkat (naik) dan adakalanya melemah (turun). Tidak ada alat teknologi secanggih apa pun yang mampu mendeteksi kapan naik dan kapan iman turun. Bahkan sangat sulit bagi manusia untuk dapat memberikan nilai nominal sebuah keimanan.

Adapun untuk mengetahui lemahnya iman, di antaranya dengan melihat gemarnya seseorang melakukan perbuatan durhaka dan dosa. Perbuatan yang bagi orang-orang yang kuat imannya merupakan pukulan berat jika telanjur dilakukan.

Tapi jika ini tidak segera diatasi, lambat laun pukulan itu akan sirna. Bahkan pada gilirannya akan muncul rasa nyaman dan bangga dengan. Kalau sudah demikian maka akan muncul sebuah kebiasaan baru, tiada hari tanpa durhaka dan dosa.

Cara lainnya dengan melihat ketekunan beribadah. Seseorang dengan iman yang mantap sehari-harinya akan terpenuhi dengan ibadah. Sehingga diamnya berpikir, ucapannya berzikir, dan langkahnya tak pernah mangkir dari Dzat Yang Mahakabir.

Sebaliknya, orang-orang yang lemah imannya terasa berat menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Seolah-olah mata mereka telah dibutakan, telinganya tuli, mulut terkunci, dan hatinya terhalang dari kebenaran, kejujuran, keadilan, dan kekhusyukan.

Kondisi iman juga bisa diketahui dengan adanya rasa sempit di dada serta perangai dan tabiat yang berubah. Dada terasa sesak akibat sempitnya hati. Perangai dan tabiat terbelenggu hingga memicu emosi dan amarah. Cepat gelisah hanya karena masalah yang remeh. Semua itu merupakan tanda-tanda lemahnya iman.

Terakhir jarang atau tidak tersentuh oleh kandungan ayat-ayat Alquran. Terjadi erosi iman manakala kalam Ilahi yang suci dikumandangkan tidak terasa menyentuh hati. Ukurlah kembali keimanan kita dengan Alquran.
(Penulis, Kasi Urusan Agama Islam Kementerian Agama Kota Bandung)**
Galamedia
jumat, 04 mei 2012 00:31 WIB
Oleh : Drs. H. Ali Abdul Latief, M.Si.

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

-

Post a Comment