-

Saturday, June 23, 2012

Senja di Palabuhanratu



LIBUR telah tiba! Tentunya liburan panjang ini akan menjadi sesuatu hal yang sia-sia. Jadi akan kemanakah mengisi liburan panjang kali ini? Apakah berlibur ke pantai atau pegunungan?

Mungkin berlibur ke pantai akan menjadi pilihan, salah satunya pantai Palabuhanratu atau dikenal pantai Pelabuhan Ratu di Kabupaten Sukabumi. Pantai yang masuk gugusan pantai selatan ini banyak menjanjikan keindahan dan ketenangan bagi para pengunjung. Sedangkan urusan kenyamanan, pandai-pandainua Anda (pengunjung) memilih lokasi pantai dan penginapan.

Pantai yang berjarak 60 km arah selatan Kota Sukabumi ini termasuk pantai di pesisir Samudera Hindia. Sehingga sejauh mata memandang ke laut hanyalah garis pantai yang membentang tak berujung. Birunya lautan Samudera Hindia menjamin kesejukan dan ketenangan.

Namun sayang, pantai ini dikenal memiliki ombak yang sangat kuat dan karena itu berbahaya bagi perenang pantai. Topografinya berupa perpaduan antara pantai yang curam dan landai, tebing karang terjal, hempasan ombak, dan hutan cagar alam.

Tapi pengunjung tak usai galau atau risau, pantai ini tetap memberikan kesejukan, ketenangan, kemegahan, kemewahan, serta kerendahan bagi yang menikmatinya. Terutama menjelang sore, dimana sunset akan bersiap-siap sembunyi dibalik angkernya perbukitan yang mengelilingi pantai Pelabuhan Ratu. Sinarnya yang kuning keemasan terpapar di air laut yang tak henti-hentinya saling kejar ke bibir pantai. Suatu pemandangan yang indah yang tidak akan pernah ditemui di perkotaan.

Keindahan sunset ini bisa dinikmati disepanjang pantai Palabuhanratu sejuah kurang lebih 60 km. Namun bagi yang senang melihat atraksi unik, pantai ini banyak memberikan keunikan. Salah satunya kejuaraan West Java International Championship (WJISC) 2012 di pantai Cimaja. Kejuaraan yang masuk grade 6 ini merupakan kejuaraan internasional yang diikuti para surfer dunia, salah satunya Dede Suryana asal Cimaja. Kejuaraan ini berlangsung mulai 14 - 17 Juni 2012, sehingga tidak ada salahnya jika Anda sekeluarga datang ke pantai Cimaja untuk menyaksikan para surfer kelas dunia. Untul masalah akomodasi, disana banyak penginapan.

Lain halnya di Pantai Cikakak atau sekitar 2 km dari pantai Cimaja. Anda akan menyaksikan ribuan warha turun ke pantai untuk nyirib impun (anak ikan). Masing-masing orang membawa sirib untuk bisa mengeruk impun sebanyak-banyaknya, namun tidak saling berebut. Ini dilakukan, karena kemunculan ikan kecil ini sangat jarang, bisa sebulan sekali bahkan jarang. Namun ada yang mengatakan, ikan kecil itu akan muncul setiap tanggal 25 bulan Islam. Waktu kemunculannya pun sangat singkat, yakni satu hingga empat hari.

Karena kemunculannya yang jarang, maka harga ikan kecil pun selangit. Bayangkan harga satu kilogramnya bisa mencapai Rp 50 ribu dalam keadaan segar. Tak heran banyak warga turun ke laut hanya untuk menyirib ikan kecil demi mendapatkan puluhan ribu rupiah. Jelas kegiatan menjadi atraksi wisata yang langka dan mengasyikan. Apalagi akhir pekan ini adalah hari terakhir dari kegiatan menyirib impun. Anda pun jangan lupa untuk ikut serta dan membeli apa yang mereka dapatkan.

Lain halnya dengan yang terjadi di Pantai Citepus. Pantai ini terbilang landai, sehingga banyak orang yang mandi di bubir pantai. Seperti dilakukan sejumlah anak-anak setempat, mereka mandi dengan bertelanjang tanpa memperdulikan sekitarnya. Mereka terlihat senang dan bergembira menikmati masa liburan sekolah yang panjang. Untuk menghilangkan kejenuhan main air, mereka pun bermain pasir membuat benteng-bentengan maupun kolam atau tempat duduk dari pasir. Semuanya itu dilakukan saat senja tiba, sehingga cuaca panas tidak begitu dirasakan oleh mereka.

Pantai Palabuhanratu memang mempunyai daya tarik sendiri, Presiden Soekarno mendirikan tempat peristirahatannya pada tahun 1960 di Tenjo Resmi. Selain itu, atas inisiatif Soekarno pula didirikanlah Samudera Beach Hotel, salah satu hotel mewah pertama yang dibangun di Indonesia pada kurun waktu yang sama dengan Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel, dan Toko Serba Ada "Sarinah", yang kesemuanya menggunakan dana pampasan perang dari Jepang. Hingga kini hotel itu masih berdiri dan bertahan dari gempuran hotel lainnya. Berbeda dengan yang lainnya, hilang dan ambruk seiring dengan kemajuan jaman dan menjamurnya penginapan dan hotel. So! Akan kemanakah Anda sekeluarga mengisi liburan? Semuanya terserah Anda.
kiki kurnia/GM
Galamedia
jumat, 15 juni 2012 17:00 WIB

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

-

Post a Comment