-

Monday, January 16, 2012

Jabar Miliki Dua Bandara Internasional

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Pemprov Jabar sepakat untuk sama-sama membangun dua bandara internasional di wilayah Jabar. Yakni Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka dan Bandara Internasional Karawang (BIK). Pemprov tidak perlu khawatir BIJB yang konsepnya sudah dulu dilakukan, tidak akan terbangun karena ada rencana pembangunan BIK.

Menurut Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono saat bertemu dengan Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan di Gedung Pakuan, Jln. Otista, Bandung, Jumat (13/1), kedua bandara tersebut sangat penting fungsinya dalam melayani kebutuhan transportasi regional dan internasional. Namun, keduanya memiliki pelayanan yang berbeda.

"Kertajati untuk melayani penerbangan Jabar dan Jateng. Sementara Bandara di Karawang nantinya dibangun untuk suplemen atau pendukung Airport Cengkareng (Bandara Soekarno-Hatta). Jadi keduanya harus bisa sinergis," kata Bambang.

Menurutnya, kedua bandara tersebut sangat penting untuk melayani penerbangan, tidak hanya regional tetapi juga nasional. Sebab itu, gubernur harus sudah melakukan beberapa langkah dalam waktu dekat. Seperti melakukan jajak pasar atau market sounding untuk Bandara Kertajati. Karena, sepertinya yang sudah lebih siap dibangun adalah Kertajati.

"Jajak pasar itu sangat diperlukan, karena konsep atau pola pembangunan Kertajati adalah public private partnership (PPP). Kita ingin pola PPP ini dikembangkan, sehingga pembangunannya bisa seperti Bandara Internasional Lombok yakni pemprov, pemkab/pemkot, dan BUMN, bisa bekerjasama secara sinergi. Secara prinsip kami akan dukung," ujarnya.

Dikatakan, BIK dibangun dalam rangka melengkapi fungsi Bandara Soekarno-Hatta, yang tidak mungkin diperluas karena keterbatasan lahan. Saat ini sedang dilakukan finalisasi studi untuk menentukan lokasi bandara. Tapi, sepertinya lokasinya sudah dipastikan di daerah Karawang. Meskipun Bandara Soekarno-Hatta akan diperluas, tapi sekitar tahun 2018-2019 harus membangun bandara yang baru.

"Keberadaan Bandara Karawang akan sangat membantu perekonomian Jabar. Sebab konsep yang akan digunakan adalah city airport, yang disesuaikan dengan tren positif di dunia, bukan sekadar airport city. Kalau city airport yang melayani sebuah kota, sedangkan airport city berarti kota yang berbasis airport. Tidak sekadar airport, tetapi sekelilingnya juga dikembangkan," ujarnya.

Dukung penuh

Sementara itu, Heryawan mengatakan, Pemprov Jabar tidak akan khawatir dengan pembangunan BIK. Pemprov akan mendukung penuh rencana tersebut. "Pasti support. Kita kan NKRI. Masa saling menegasikan. Saling mendukung satu sama lain karena Karawang itu suplemen setelah Bandara Soeta yang sudah sangat penuh," katanya.

Ia menambahkan, diharapkan dan gelagatnya pembangunan Bandara Kertajati akan lebih dulu dilaksanakan. Sebab, sudah ada lahannya, persiapannya sudah siap, izin prinsip dari Kemenhub sudah ada, masuk dalam recnana tata ruang dan wilayah (RTRW), dll. Lahan yang sudah dibebaskan untuk pembangunan Bandara Kertajati mencapai 634 ha. Sementara Bandara Karawang masih tahap finalisasi dan ada penyelesaian dengan RTRW-nya.

"Jadi Kertajati itu sudah riil. Tahapannya juga bukan tahap kecil. Kita akan punya runway terpanjang sampai 3,5 km. Pesawat Boeing 777 dan Airbus 380 yang besar pun bisa masuk. Selain itu, infrastruktur penunjang tengah diproses, seperti jalan Tol Cikopo-Palimanan dan Tol Cisumdawu," kata Heryawan.

Ia berjanji, dalam waktu dekat ini akan membentuk tim market sounding yang terdiri dari Pemprov Jabar, BUMD Provinsi Jabar, Kadin Jabar, dan Direktur Bandara pada Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub. Market sounding ini perlu dilakukan karena pembangunan Kertajati menggunakan PPP.

"Jajak pasar ini perlu dilakukan untuk melihat minat, keseriusan, dan persepsi pihak swasta nasional dan internasional, yang akan berinvestasi nantinya," ungkapnya. (B.96)**
galamedia Sabtu, 14 Januari 2012

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

-

Post a Comment