-

Sunday, January 01, 2012

Hindari 23 Gunung Berapi di Indonesia!

BANDUNG, (PRLM).- Malam pergantian tahun, bagi para penyuka alam bebas, identik dengan mendaki gunung dan menunggu terbitnya sang surya. Namun, di pergantian tahun 2011 ke 2012, para pendaki di Indonesia, mesti menghindari 23 gunung berapi yang ada.

Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Kegunungapian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, M. Hendrasto, menuturkan ke-23 gunung api itu terbagi dua kategori. "Tujuh belas gunung masuk kategori waspada dan enam gunung masuk kategori siaga," katanya kepada wartawan, Jumat (30/12) siang di ruang kerjanya.

Tujuh belas gunung api yang berstatus waspada antara lain Gn. Sinabung, Gn. Merapi, Gn. Talang, Gn. Kerinci, Gn, Dieng, Gn. Bromo, Gn. Semeru, dan lainnya. "Untuk waspada, masih boleh dinaiki tapi mesti diwaspadai aktifitasnya. Jangan mendekat ke kawah dalam radius satu hingga dua kilometer," kata Hendrasto.

Sementara untuk yang siaga adalah Gn. Papandayan, Gn. Krakatau, Gn. Ijen, Gn. Lokon, Gn. Karangetang, dan Gn. Gamalama. "Untuk gunung-gunung yang berstatus siaga ini, masyarakat diimbau untuk tidak menaikinya. Aktifitasnya masih tinggi. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kami menyarankan agar menjauhi kawah. Radius dua sampai tiga kilometer dari kawah, harus kosong," katanya.

Meski banyak gunung lainnya yang berstatus normal, kata Hendrasto, tapi masyarakat harus tetap waspada. Hendrasto meminta warga yang mendaki, untuk mewaspadai kawah dan cuaca di sekitar gunung, khususnya gunung-gunung yang kawahnya masih aktif. Untuk di Jabar, beberapa gunung berkawah yang mesti dicermati, antara lain Gn. Tangkubanparahu, Gn. Ciremai, Gn. Gede, Gn. Galunggung, dan Gn. Salak.

"Warga diimbau tidak tidur dekat kawah. Apalagi turun ke dasar kawah. Perlu dipahami, cuaca di gunung cepat sekali berubah. Terlebih lagi saat ini masih masuk musim penghujan. Ini yang mesti menjadi perhatian warga dan para pendaki. Kalaupun ingin mengejar sunrise, sebaiknya tidak menginap di puncak. Pendakian diatur sedemikian rupa agar tiba di puncak menjelang matahari terbit. Jangan lupa kenakan masker," kata Hendrasto.

Hendrasto menjelaskan, ketika cuaca dingin, gas-gas di gunung termasuk di kawah, tidak langsung terurai. Padahal gas-gas tersebut termasuk gas-gas beracun yang jika terhisap dalam konsentrasi tertentu, bisa menyebabkan kematian. "Seperti gas karbon monoksida, karbon dioksida, dan sulfida. Kalau sulfida, mungkin hanya bikin pusing. Tapi yang berbahaya itu adalah karbon monoksida dan karbon dioksida. Itu bisa menyebabkan kematian," katanya. (A-128/A-89)***

sumber : www.pikiran-rakyat.com

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

-

Post a Comment