-

Wednesday, December 28, 2011

Batuan di Gunung Lalakon Alami


Sofyan, ”Kalau Piramida, Batu Buatan yang Ditata Rapi”
SOREANG,(GM)-
Hasil penelitian Dinas Sumber Daya Alam Pertambangan, dan Energi (SDAPE) Kabupaten Bandung terhadap Gunung Lalakon di Kampung Badaraksa, Desa Jelegong, Kecamatan Kutawaringin, tidak menemukan adanya batu buatan. Batuan andesit yang berada di dalam perut gunung hanyalah batu andesit alami.

"Sekitar dua minggu lalu Dinas SDAPE meneliti kawasan Gunung Lalakon untuk membuktikan keberadaan piramida yang ramai dibicarakan. Batuan andesit yang kita temukan bukan batu buatan, tapi alami dengan bentuk beragam. Sementara kalau batu yang disusun membentuk piramida, adalah batu buatan yang ditata secara rapi," jelas Kepala Dinas SDAPE Kabupaten Bandung, Sofyan Sulaeman di Soreang, Kamis (22/12).

Namun Sofyan Sulaeman tidak berani mengatakan jika di dalam lapisan tanah Gunung Lalakon itu tidak ada piramida seperti yang diyakini Yayasan Turangga Seta. Menurutnya, perlu penelitian lebih lanjut tentang keberadaan bangunan segitiga yang identik dengan negara Mesir terebut.

"Saya enggak mengatakan bahwa di Gunung Lalakon tidak ada piramidanya. Penelitian yang kita lakukan lalu memang tidak menemukan yang namanya piramida. Adapun hasil penelitian Dinas SDAPE sudah kita laporkan ke Pak Sekda beberapa waktu lalu," ujarnya.

Ia pun membenarkan jika Yayasan Turangga Seta melayangkan surat izin penelitian Gunung Lalakon kepada Dinas SDAPE. Akan tetapi hingga sekarang belum dijawab, karena izin penelitian tidak hanya cukup dari Dinas SDAPE tapi perlu melibatkan instansi terkait lainnya.

Baru kali ini

Sofyan mengakui sejak Dinas SDAPE berdiri, baru kali ini ada sebuah lembaga yang minta surat izin penelitian. Mengingat aspek penelitiannya berkaitan dengan benda cagar budaya, berarti harus melibatkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), Badan Arkeolog, Kantor Kesbang, tidak cukup dari Dinas SDAPE.

"Karena berbagai alasan itulah, sampai sekarang saya belum menjawab surat izin penelitian dari Yayasan Turangga Seta," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Yayasan Turangga Seta yang pada awal tahun 2011 sempat menggegerkan warga Kabupaten Bandung dengan kegiatannya melakukan penggalian piramida di Gunung Lalakon, berencana akan kembali melanjutkan pencarian bangunan berbentuk segitiga tersebut.

Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan, Pemerintahan Desa Jelegong Muksin mengatakan, Yayasan Turangga Seta melakukan penggalian awal tahun 2011. Rencana awalnya penggalian sedalam 7 meter dengan lebar 5 meter tapi baru mencapai kedalaman sekitar 3 meter penggalian dihentikan.

"Pihak RW setempat menghentikan kegiatan penggalian karena tidak dilengkapi alat keselamatan penambangan yang memadai. Penggalian dilakukan secara vertikal dan horizontal. Khawatirnya batuan andesit jatuh menimpa pekerja," tuturnya

Berdasarkan keterangan sejumlah pekerja penggalian, pada kedalaman tertentu linggis dan peralatan tukang manual beberapa kali menghantam batu keras. Setelah sedikit terbuka, terlihat batu berwarna hitam berbentuk persegi panjang mirip bata merah. (B.104)**


Galamedia
Senin, 26 Desember 2011


Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

-

Post a Comment