-

Monday, October 24, 2011

Situ Ciburuy Perlahan Mengering

SELAMA musim kemarau, permukaan air Situ Ciburuy terus mengalami penurunan. Bahkan sudah hampir satu bulan terakhir, suplai air dari Sungai Cimeta di Kecamatan Ngamprah yang dialirkan melalui Irigasi Pasirkuntul, sama sekali terhenti. Hanya tetesan kecil yang jatuh ke dalam situ.

Akibat terhentinya suplai air dari Irigasi Pasirkuntul, luas genangan Situ Ciburuy yang mencapai 25 hektare hampir 50 persennya berubah jadi daratan. Sisa air yang menggenangi Situ Ciburuy pun kedalamannya hanya sepinggang orang dewasa.

Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Ciburuy, Irwansyah mengatakan, selama musim kemarau debit air Situ Ciburuy hanya mengandalkan air hujan. Itu pun tak mampu meninggikan permukaan air, hanya mempertahankan keberadaan air di Situ Ciburuy.

"Mengeringnya Situ Ciburuy berdampak pada pendapatan pedagang dan pemilik perahu. Pendapatan 15 pedagang turun sampai 40 persen, malah pemilik perahu yang jumlahnya mencapai 25 orang sudah hampir satu bulan tak bisa lagi berlayar karena airnya sudah tidak ada," terang Irwansyah, di Situ Ciburuy, Rabu (19/10).

Seiring dengan mengeringnya Situ Ciburuy, wisatawan yang datang ke objek wisata air ini pun merosot tajam. Orang jadi enggan datang ke situ yang namanya terangkat lewat lagu "Bubuy Bulan" ini karena sudah tidak bisa lagi berwisata air.

"Daya tarik Situ Ciburuy adalah airnya. Wisatawan datang ke Situ Ciburuy umumnya untuk berwisata air, paling tidak menikmati keindahan alamnya. Tapi setelah airnya menyusut, tidak ada lagi nilai jual yang bisa dinikmati wisatawan," kata mantan Kepala Desa Ciburuy ini.

Saat dirinya masih menjabat kepala desa, pada tahun 2007 sempat diusulkan pipanisasi dari Desa Cimanggu, Kecamatan Ngamprah. Air dari sumber air di Cimanggu dialirkan melalui pipa ke Situ Ciburuy.

"Sebenarnya, kekeringan Situ Ciburuy menjadi persoalan klasik. Makanya ketika saya masih menjabat Kepala Desa Ciburuy, pernah mengusulkan pembangunan pipanisasi. Tapi cita-cita itu tak pernah bisa diwujudkan sampai sekarang," keluhnya.

Situ Ciburuy yang memiliki luas genangan 25 hektare, pada musim hujan mendapat suplai air dari Sungai Cimeta antara 50-150 m3/detik. Namun pada musim kemarau tahun ini, suplai air dari Sungai Cimeta sama sekali tidak ada.

Pengerukan

Ketua Bidang Hukum, Komisi Irigasi Kabupaten Bandung Barat (KBB), Acep Dadang menyatakan kekeringan yang melanda Situ Ciburuy menyebabkan suplai air ke daerah Andir, Situ Tengah, Angkrong, dan Purabaya ikut terhenti. Pasalnya, permukaan air Situ Ciburuy berada di bawah dasar pintu air.

"Air dari Irigasi Pasirkuntul sebelum masuk ke Situ Ciburuy sudah habis di tengah jalan. Malah daerah Bojongkoneng yang lokasinya sebelum Situ Ciburuy juga kekeringan," kata Acep Dadang.

Ia mendesak instansi terkait dalam hal ini Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) serta Dinas Bina Marga, Pengairan, dan Pertambangan KBB memanfaatkan keringnya Situ Ciburuy dengan melakukan pengerukan.

"Sedimentasi di Situ Ciburuy sudah sangat parah, dan sekarang kedalamannya tinggal 6 meter. Sudah suplai air kurang, diperburuk dengan sedimentasi," ujarnya.

Situ Ciburuy terakhir dikeruk pertengahan tahun 2007, namun sebelumnya pada tahun 2003 juga pernah dikeruk. Ketika itu berhasil mengambil endapan lumpur bercampur sampah sebanyak 12.000 m3, sedangkan tahun 2001 berhasil dikeruk 7.000 m3.

Mengeringnya Situ Ciburuy banyak dimanfaatkan orang untuk menangkap ikan. Bahkan anak-anak yang tinggal di sekitar situ menangkap ikan dengan tangan langsung tanpa menggunakan jaring atau alat penangkap ikan. Mereka menangkap ikan dengan cara berkelompok. Satu kelompok hanya dalam tempo dua jam bisa menangkap ikan sebanyak 2 kilogram. Jenis ikan yang ditangkap kebanyakan nila, mujair, dan golsom.

Ada tingkah laku unik yang ditunjukan dari sekelompok anak-anak tersebut. Selain berani memasang harga ikan hasil tangkapannya cukup mahal, yakni Rp 15.000/kg, juga ketika hendak difoto wartawan meminta bayaran. "Bayar dulu, baru boleh difoto," kata salah seorang anak sambil menceburkan diri ke dalam situ. Ah, ada-ada saja. (dicky mawardi/"GM")**

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

-

Post a Comment