-

Wednesday, June 15, 2011

Pasokan Air Berkurang

SUBANG, - Sejumlah petani di Kabupaten Subang dan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengeluhkan pasokan air yang kurang belakangan ini. Mereka khawatir pertumbuhan tanaman terganggu. Kondisi itu antara lain dialami petani di Desa Rancajaya, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang; serta sebagian Desa Sukatani, Mekarmaya dan Cikalong, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang. Menurut Tarip (56), petani di Desa Rancajaya, Selasa (14/6/2011), air tidak sampai di sebagian petak sawah yang posisinya lebih tinggi. Akibatnya, petani terpaksa memompa air dari sungai terdekat untuk menyelamatkan padinya yang kini berumur 30-50 hari. Persoalan yang sama sempat dihadapi sebagian petani di Kecamatan Sukasari, Ciasem, dan Blanakan (Subang). Petani bahkan terpaksa menunda pengolahan sawah dan pemindahan bibit dari persemaian. Selain debit air irigasi yang tak optimal, kerusakan saluran membuat air bocor dalam proses distribusi. Toni (36), petani di Cilamaya Wetan (Karawang), menambahkan, petani di beberapa desa di Cilamaya terganggu jadwal tanamnya karena air kurang memadahi. Bahkan ada sawah yang sudah ditraktor mengering karena air sangat kecil. Sebagian petani menunda penyemaian karena air tak mencukupi. Terkait masalah ini, Dinas Pertanian Subang menyatakan telah memfasilitasi petani ke Perum Jasa Tirta II dan instansi terkait. Menurut Kepala Dinas Pertanian Subang, Djadja Rohadarmadja, debit air diupayakan ditambah untuk persawahan yang sulit dijangkau, serta meningkatkan kapasitas infrastruktur irigasi agar menjangkau lahan yang lebih luas. Selain masalah air, petani juga menghadapi serangan hama meski intensitas dan kerusakannya relatif ringan. Petani di Desa Rancajaya dan Rancabango, Kecamatan Patokbeusi, misalnya, menghadapi serangan tikus. Di beberapa petak sawah, tinggi padi tak rata dan sebagian rumpun rusak karena serangan tikus. Pada Selasa siang beberapa petani memburu tikus dengan cara mengasapi liangnya menggunakan belerang. Kondisi serupa dialami petani di Desa Mandalawangi, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Subang. Sawah-sawah di sisi luar jalur pantura menjadi sasaran serangan. Selain itu, sebagian sawah juga diserang keong. "Ada gejala serangan penggerek batang, tetapi masih bisa dikendalikan," kata Karman (58), petani penggarap di Mandalawangi. Jaga lingkungan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, meminta semua pihak turut menjaga keseimbangan lingkungan, guna menunjang ketersediaan air. Tahun 2011 ini Perserikatan Bangsa Bangsa sudah menetapkan tema Hari Air Sedunia yakni: Water For Cities: R esponding to The Urban Chalenge,  mengajak semua warga dunia mewaspadai pertumbuhan penduduk, perubahan iklim, konflik horisontal dan bencana alam yang semua itu akan berdampak pada ketersediaan dan keberlanjutan sumber-sumber air.Heryawan mengatakan itu saat memimpin kegiatan Peringatan Hari Air Sedunia ke-19 di Waduk Darma, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, Selasa. Kepala Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air (PSDA) Jabar, Deddi Mulyadi, menambahkan, kegiatan peringatan kali ini diikuti dengan gerakan penghijauan di sekitar kawasan sumber air, seperti di sejumlah waduk. Sekitar 750 .000 pohon dari jenis trembesi, mangga, dan aren, ditanam sebagai upaya menjaga keseimbangan lingkungan. Di samping itu juga ditebar 50.000 benih ikan Nila di Waduk Jatigede. Ini merupakan langkah yang terus menerus dilakukan untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan, tambah. (dedi muhtadi)       
sumber : www.kompas.com

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

-

Post a Comment